Home / Dunia

Jumat, 25 Februari 2022 - 20:42 WIB

Ukraina Dighosting Amerika dan Nato

Foto: Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky/Dok. Instagram @zelenskiy_official

GUBRIS.COM-UKRAINA, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merasa negaranya diabaikan oleh Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) di tengah invasi Rusia yang kian meluas.

Dilansir dari cnn.com Zelensky mengatakan Ukraina dibiarkan sendiri mempertahankan negaranya dari serangan Rusia. Padahal, sejak awal invasi Rusia hingga saat ini sudah ada korban sebanyak 137 jiwa baik dari kalangan militer maupun sipil.

Sebanyak 160 roket sudah dilepaskan Rusia dengan menarget infrastruktur militer Ukraina di sejumlah wilayah.

Baca Juga  “Jatuh Cinta Berkali-kali”

Dari informasi yang di dapat Zelenskiy, jika paramiliter kelompok sabotase Rusia telah memasuki Kiev. Dengan target adalah dirinya serta keluarga dia.

“Menurut informasi, pihak mereka menargetkan saya dan keluarga saya sebagai sasaran,” katanya, dalam video yang beredar.

Menurut Zelenskiy, jika negaranya tengah dalam ancaman proses penghancuran secara politik, sekaligus memberhentikan kepala negaranya.

Zelenskiy juga mendapat kabar dari Moskow, bahwa akhirnya mereka bersedia berdiskusi. Membahas tentang status netral Ukraina.

“Siapa yang siap bertempur bersama kami? Saya tidak melihat siapapun. Siapa yang menjamin aksesi Ukraina ke NATO? Semua orang takut,” kata Zelensky.

Baca Juga  Gelar MuBes, Khairudin Dipercayakan Menjadi Nahkoda Baru Forgemmal Banda Aceh

Meski mendapat dukungan secara politik dari sekutu AS dan NATO, namun tidak siap untuk membawa kedalam aliansi.

“Namun mereka tidak siap untuk membawa kita ke dalam aliansi” katanya.

“Saya memberi tahu semua mitra negara kita bahwa saat ini, nasib negara kita sedang di pertaruhkan,” katanya.

Sumber: Dari berbagai sumber

Teks dan Editor: Redaksi gubris.com

Share :

Baca Juga

Dunia

Rusia Gempur Ibu Kota Kiev, Ukraina Semakin Tertekan

Dunia

Presiden Putin Umumkan Operasi Militer Rusia di Ukraina

Dunia

Ukraina Tempuh Pertemuan Dengan Rusia Terkait Penambahan 100.000 Pasukan di Perbatasan