Foto Khairudin/
Kader HMI Banda Aceh bersama Ampuh Devayan
Semua orang menginginkan rezkinya dilapangkan dan dipanjangkan umur pastinya.
Nabi SAW bersabda yang artinya:
“Siapa yang suka rezekinya dilapangkan dan usianya dipanjangkan, hendaklah ia menyambung kerabatnya (silaturahmi).” (HR Bukhari)
Yang dimaksud melapangkan atau menambahkan rezeki dalam hadits tadi tentulah tidak dimaknai lafziah, artinya Allah tidak akan memberikan dalam bentuk fisik yang berupa uang, emas atau nikmat lainnya.
Akan tetapi, konotasinya maknawi atau majazi. Dalam hal ini, sebagai buah dari silaturahim tersebut, Allah akan menumbuhkan rasa tenteram dan kedamaian batin yang dapat menyebabkan hati terbuka, inspirasi tumbuh, dan motivasi kerja kuat, produktivitas kerja berlipat ganda secara kuantitas dan kualitas.
Hal ini disebabkan karena ketika proses silaturahmi, kita akan saling berbagi informasi, energi positif, saling menguatkan dan berbagi pengalaman bahkan saling berbagi rezeki secara fisik juga. Sehingga menghasilkan rezeki yang bertambah-tambah atau berlipat ganda.
Sedangkan silaturahmi Allah panjangkan umur maknya bisa jadi betul-betul Allah panjangkan umur karena Allah senang dengan kita yang karena kita senang menyambung ikatan persaudaraan.
Maka kemudian Allah berikan kedamaian dan dihilangkan kegelisahan dalam jiwa kita. Sehingga jiwa dan fisik kita jadi tenang, dengan begitu maka kita akan hidup sehat dan bugar.
Panjang umur bisa juga dimaknai karena disebabkan kita senang bersilaturahmi, kita senang berbagi, senang menolong sesama, saling menguatkan, senang membantu orang susah, senang membuat orang lain senang. Sehingga walaupun kita sudah meninggal oarang-oarang akan selalu mengenang kita.
Dengan begitu kita akan hidup selama-lamanya dengan kebaikan-kebaikan yang diingat dan dicatat orang yang sudah melekat dengan diri kita.
By. Ikhsan Drp