Home / News

Jumat, 7 Januari 2022 - 09:54 WIB

Seorang Nelayan di Aceh Ajukan Permohonan Suntik Mati

Foto: Ilustrasi/antaranews.com/M Razi Rahman

GUBRIS.COM, BANDA ACEH-Seorang nelayan bernama Nazaruddin Razali (59), warga Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh, mengajukan permohonan suntik mati atau eutanasia ke pengadilan negeri setempat.

Nazaruddin Razali mengatakan, permohonan eutanasia tersebut dilakukan karena dirinya merasa tertekan dengan kebijakan Pemerintah Kota Lhokseumawe yang akan merelokasi keramba budi daya ikan di Waduk Pusong.

“Jika pemerintah tidak peduli lagi kepada kami para petani keramba di Waduk Pusong, saya minta disuntik mati saja di depan Wali Kota Lhokseumawe beserta Muspika Banda Sakti,” kata Nazaruddin seperti dikutip dari Antara, Kamis (6/1/2022).

Nazaruddin Razali mendaftarkan permohonan suntik mati tersebut ke Pengadilan Negeri Lhokseumawe pada 6 Januari 2022. Permohonan tersebut sudah teregistrasi dengan nomor surat PNL LSM-01-2022-KWS.

Baca Juga  Kita Akan Bertemu Pada Hari Raya Rindu

Nazaruddin menilai, negara tidak berpihak kepada nelayan keramba yang sudah turun-temurun menggantungkan hidup di waduk tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

“Saya harus menanggung beban untuk membiayai kehidupan istri dan tiga anak-anak, serta dua cucu. Jika usaha keramba budi daya ikan digusur, bagaimana nasib kami? Makanya lebih baik saya disuntik mati saja,” kata Nazaruddin.

Selain itu, menurut Nazaruddin, dirinya mengalami kesulitan ekonomi sejak Pemerintah Kota Lhokseumawe mengumumkan air Waduk Pusong tercemar limbah.

Pengumuman tersebut dinilai membuat masyarakat takut untuk membeli ikan hasil budi daya para nelayan keramba di Waduk Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.

Baca Juga  Hasil Seleksi, 9 Kandidat Ketua EAA Berhak Memilih Ketua Umum 

“Katanya air waduk mengandung limbah. Padahal, kami sudah puluhan tahun makan ikan budi daya di waduk dan juga setiap hari mandi, tapi tidak mengalami masalah kesehatan,” kata Nazaruddin.

Ia mengatakan, dirinya semakin tertekan dan ketakutan, karena setiap hari didatangi pihak kecamatan untuk segera mengosongkan lokasi budi daya keramba tersebut.

“Saya sangat trauma, karena setiap hari ada aparat yang datang. Kejadian ini mengingatkan saya seperti masa konflik masa lalu. Kami berharap penggusuran ini segera dibatalkan, karena ini menyangkut dengan penghidupan kami,” kata Nazaruddin Razali.

Sumber: kompas.com

Share :

Baca Juga

News

Israel Tindas Palestina, MPI Aceh Barat Gelar Aksi Solidaritas.

News

Warga Meulaboh, Mari Saksikan Penampilan Spektakuler Rafly Kande di Saban Sabe Sajan Fest 2023 Malam ini!

News

Asrama Mahasiswa Rusak Akibat Cuaca Ekstrim, IPMAT Minta Pemda Agara Segera Ambil Tindakan

News

Pahlawan Asal Aceh Kini Jadi Nama Jalan di Jakarta

News

Milad HMI Ke-76, ICI Gelar Kegiatan Diskusi

News

FPRA Meminta KPK Usut Tuntas Kasus Korupsi Di Aceh

News

HIMAKOMI UIN Ar-Raniry Gelar Bukber Akbar

News

Tuan Rumah Mitra Atc Juarai Open Turnamen Bola Kaki Hut Pemuda Drien Rampak XVI