Foto: By Maria Fifi Yanti/Ist
GUBRIS.COM – Dibalai pertemuan sidang penuh sesak, terdengar gema Al-Quran berkumandang membuat suasana hening dan haru menyelimuti hadirin. Ucapan sumpah janji pahlawan panggung politik lokal hari ini akan terukir, dimana anggota dewan memegang kendali atas destinasi politik, aspirasi bertemu dengan kenyataan dalam tarian yang penuh intrik dan kompromi.
Ratusan ribu masyarakat Aceh Barat menyematkan doa dan harapan dipundak anggota dewan. Membuat perubahan tidak semudah pidato yang memukau karena acapkali ide besar akan berhadapan realitas anggaran yang ketat dan birokrasi yang kompleks.
Dibalik setiap kursi legislatif, ada wajah-wajah penuh harap. Ada suara-suara yang menanti. Suara petani yang merindukan keadilan, suara nelayan mendamba kesejahteraan, suara anak yang menginginkan pendidikan layak dan suara-suara mustada’afin (orang lemah) berharap kehidupan yang bebas dari penindasan. Hari ini suara-suara itu menemukan representasinya.
Namun, perjalanan anggota dewan bukanlah jalan yang lurus. Dibalik lampu sorot dan sorakan publik ada tantangan yang harus dihadapi. Keputusan sulit, perdebatan yang memanas dan kompromi yang berujung untuk kepentingan bersama, dan itu harus dilalui dengan lapang dada.
Kami rakyat kecil Aceh barat sangat menantikan inovasi yang akan anggota dewan bawa ke meja bundar. Coba perhatikan disetiap ruang penting pendidikan sebagai lumbung ilmu pengetahuan, pembangunan berkelanjutan dengan ekonomi yang tumbuh tanpa merusak alam dan mengawasi regulasi peraturan daerah yang inklusif berpihak kepada rakyat miskin. Karena itu janji-janji yang didengungkan saat kampanye.
Mengemban amanah bukan perkara indah, lebih dari itu. Sejak pengambilan sumpah disaksikan dari berbagai sudut mata keluarga, pendukung, pun rakyat biasa. Bahkan para malaikat ikut melihat gelar baru sebagai “Wakil Rakyat” yang akan dipertanggungjawabkan dunia akhirat.
Sekali lagi, selamat bertugas menghadapi berbagai harapan yang tinggi, menyeimbangkan kepentingan politik, publik dan pribadi. Memanfaatkan kesempatan langka untuk memperjuangkan hak-hak rakyat sambil menavigasi labirin birokrasi dan anggaran yang tampaknya lebih rumit dari teka-teki publik.
Jangan lupakan mantra legendaris “janji yang dibuat untuk dilanggar”. Dan berlatihlah keras dalam seni menghindari “pertanyaan sulit”. Dan ini akan menjadi alat utama anggota dewan yang dilantik dalam perjalanan lima tahun kedepan.
Selamat bekerja!
Meulaboh, 26 Agustus 2024
Penulis: Maria Fifi Yanti, M.I.Kom