Home / Sastra

Kamis, 25 Maret 2021 - 00:23 WIB

“Rindu Yang Tak Lagi Berbalas”

Foto: Ikhsan (kiri) bersama Ampuh Devayan (kanan) di Panteue.

Rasanya ingin lagi ku tuangkan kopi untukmu, menyembul asap rokok denganmu dalam sunyinya malam, bercengkrama tentang kehidupan. Kadang sesekali kau terkekeh saat menceritakan hal yang menggelitik. Kadang kau tertarik untuk menceritakan bagaimana lucunya negera kita. Kadangpun kau bisa menangis tanpa malu ketika masa-masa pilu kau ceritakan. Aku bisa melihat tetesan air mata tulus tentang kenanganmu itu.

Ampuh Devayan, kau bukan sauadara saya, kami tidak sedarah dan kami juga tidak sedaerah. Tapi ketika mendapati berita kepulangannya ke sang khaliq hati saya hancur dan air mata saya mengucur. Saya tak dapat membendung mata saya mengaca-ngaca dan tetesannya jatuh tak tertahan. Saya gelisah dan naik resah. Seketika hati saya merasakan hampa dan kehilangan yang mendalam, kepergianmu bukan suatu hal yang diinginkan.

Wahai sang guru, aku bersaksi kau adalah orang baik. Kau telah mengajarkan banyak kepada saya. Kau tanamkan makna bagaimana seharusnya mencintai, seharusnya bagaimana itu sabar, bagaimana mengiklaskan dan hidup sederhana dalam kesyukuran.

Wahai seniorku, lelaki kesepian. Kini kau tak sepi lagi, ku yakin malaikat selalu menyertaimu, kau kini tak sendiri lagi ku yakin malaikat kini mengajakmu bermain di taman syurga-Nya dalam hari-hari.
Abangku, Ampuh Devayan kini kau tak sakit lagi, lumpuhmu kini telah sembuh. Kini kau bahagia didekat-Nya.

Kini “Panteu” kehilangan ruhnya, tempat dimana banyak generasi yang telah terlahir dengan intelektualitas dan spritualitasnya berkat semangat jiwa mendidikmu. Kami bangga pernah menjadi muridmu, pernah menjadi adikmu, pernah menajadi juniormu yang pernah kau nasihati, bimbing, gembleng dan merasakan amarahmu yang kesemua itu sebagai jalan kami menjadi manusia yang bermanfaat seperti harapanmu.

Kini kau tak lagi disini, banyak orang yang kehilanganmu namun kau tak pernah hilang dihati. Dimanapun kau kini rindu tentang mu tak pernah pergi. Sampai ketemu di tempat terindah suatu hari nanti.

Penulis: Ikhsan Drp

Share :

Baca Juga

Sastra

Ada Apa Dengan Mahasiswa

Sastra

Cerita Itu

Sastra

Doa Tulus Dibalik Tsunami

Sastra

Dua Arah

Sastra

Belum Berjudul

Sastra

Perantara

Sastra

Dosa Terindah

Sastra

Seharusnya Aku Padamu