Foto: Potret kegiatan budidaya ikan dengan sistem Minipadi di salah satu lahan sawah di Aceh Besar/Ist
GUBRIS.COM, ACEH BESAR. Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini sangat berdampak terhadap roda perekonomian masyarakat terutama masyarakat Aceh akibat pembatasan aktivitas. Salah sat pembatasan aktivitas yaitu aktivitas ekonomi yang menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat, sehingga diperlukan suatu alternatif yang bisa mengantisipasi kondisi tersebut.
Tim Pengabdi dari Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) Universitas Syiah Kuala (USK) yang terdiri dari Prof. Dr. Muchlisin ZA, M. Sc, Iko Imelda Arisa, M.Si dan Siska Mellisa, M. Sc bekerjasama dengan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kuta Malaka, Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar menginisiasi sebuah program pemberdayaan kepada masyarakat.
Prof. Dr. Muchlisin ZA, M. Sc, selaku Dekan FKP USK mengatakan kegiatan program pemberdayaan masyarakat itu dengan tema “Pengoptimalan Lahan Melalui Diversifikasi Produk Pangan dengan Penerapan Minapadi Pada Masa Pandemi” yang dilaksanakn di Gampong Reuleung Geulumpang dan Reuleung Karieng Kecamatan Kuta Malaka Aceh Besar”. Kegiatan ini didukung oleh Lembaga Pengabdian dan Penelitian (LPPM) USK pada skim Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk (PKMBP).
“Tim pengabdi membina dua mitra yaitu Kelompok Tani Usaha Baru (Gampong Reuleung Karieng) dan Kelompok Tani Tunas Muda (Gampong Reuleung Geulumpang) yang masing-masing mitra menggunakan lahan demplot seluas 678,53 m2 dan 860 m2″. Kata Muchlisin dalam releasnya kepada gubris.com pada Selasa (12/10/21).
Dia melanjutkan bahawa kegiatan ini telah berlangsung dari bulan Juni sampai September 2021. Penanaman padi pada kegiatan minapadi ini menggunakan sistem jajar legowo dengan menggunakan varietas Inpari 30. Sawah yang dijadikan demplot minapadi di sekelilingnya dibuat parit dengan lebar 1 m. Pada umur 24 hari padi setelah penanaman, ikan ditebar sebanyak ±2.000 ekor ukuran 5-7 cm di masing-masing demplot dan dipelihara selama 2,5 bulan.
Dalam penjelasannya dia mengatakan bahwa pemanenan telah dilakukan pada tanggal 2-4 Oktober 2021. Tingkat produktivitas padi demplot minapadi pada Kelompok Tani Usaha Baru 7,28 ton/ha dan Kelompok Tani Tunas Muda 7,14 ton/ha. Berdasarkan data hasil panen padi cukup baik untuk mendukung ekonomi petani, meskipun produktivitasnya tidak berbeda dengan sebelumnya, namun padi yang dihasilkan dari kegiatan minapadi ini adalah padi organik sehingga memiliki harga jualnya relatif tinggi. Sedangkan jumlah ikan yang di panen pada sawah Kelompok Tani Usaha Baru sebanyak 23 Kg dan Kelompok Tani Tunas Muda 22 Kg dengan ukuran bobot ikan rata-rata 50-60 g/ekor.
Menurut Muchlisin presentase kelangsungan hidup ikan rendah berkisar 24-25%. Jadi, tingkat keberhasilan budidaya ikan masih rendah dan belum dapat memberi keuntungan yang besar bagi petaninya. Hal ini disebabkan tingginya predator yang berada di sekitar lingkungan sawah tersebut. Jenis predator ikan di sawah minapadi yang terdeteksi diantaranya biawak dan burung hantu. Selain itu, pagar yang tidak terlalu baik dipasang menyebabkan banyak ikan yang keluar dari sawah dan masuk ke saluran irigasi.
“Berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui lokasi demplot sangat pontensial untuk dikembangkan program minapadi karena sumber air yang selalu tersedia. Namun kedepan bagi mitra kami menyarankan agar sebelum penebaran ikan benar-benar harus diperhatikan pemasangan pagar agar predator tidak dapat masuk ke lokasi kegiatan” sebutnya lagi
Dia juga menyampaikan informasi penting yang diperoleh dari kegiatan minapadi ini bahwa penanaman padi menggunakan pupuk organik tidak menyebabkan produktivitas padi rendah, bahkan produktivitas padi cenderung sama dibandingkan dengan pengunaan pupuk kimia. Selain itu, penggunaan pupuk organik dapat memberi banyak keuntungan bagi petani karena dapat menghasilkan padi organik yang memiliki harga jual yang relatif tinggi, serta dapat mendukung kegiatan pertanian yang berkelanjutan.
Editor: Ikhsan Drp