Foto: klikdokter.com
GUBRIS.COM – Learned helpessness merupakan keyakinan atas ketidakberdayaan seseorang atas apa yang sedang dialami atau masalah yang terjadi di kehidupannya dan memilih untuk pasrah ketika terjadi kejadian serupa serta meyakini bahwa ia tidak memiliki jalan keluar atas masalah yang dihadapinya Kondisi ini biasanya terjadi karena ia tidak bisa mengelola stress secara berulang dan memutuskan pasrah atau pesimis, hal tersebut disebut dengan ketidakberdayaan yang dipelajari.
Pengertian Bullying
Bullying merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada remaja yang tidak hanya berampak terhadap harga diri saja tetapi juga terhadap pendidikan, kesejahteraan fisik dan mental.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran learned helpessness atau ketidakberdayaan pada remaja. Metode yang digunakan ialah kajian pustaka dari sumber yang relevan yang berkaitan dengan potensi bakat. Pembahasan pada penelitian ini didasari pendapat para ahli dan hasil penelitian terdahulu tentang gambaran learned helpessness pada remaja.
Remaja merupakan penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa, masa remaja ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu remaja awal, remaja tengah dan remaja akhir .Masa ini ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis.
Penyebab Helpessness (ketidakberdayaan)
Penyebab dari ketidakberdayaan yang dipelajari dapat dikaitkan secara internal, eksternal atau keduanya, untuk individu atau kelompok sosial. Hal ini dapat mengakibatkan bentuk baru pengucilan yang mencegah perkembangan pribadi yang positif . Perasaan ketidakberdayaan dapat mengurangi rasa percaya diri, sehingga berdampak negatif terhadap kualitas hidup seperti perubahan pola tidur, perasaan cemas, dan depresi.
Kondisi tersebut juga dapat menurunkan citra diri, mengganggu kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan rekreasi, mempengaruhi kesejahteraan ,dan mengurangi rasa percaya diri.
Ketidakberdayaan pada remaja dalam penelitian ini dialami sebanyak 90,5% remaja. Ketidakberdayaan merupakan pengalaman langsung dari kurangnya control atas suatu situasi, termasuk persepsi bahwa tindakan seseorang tidak secara mifikan signifikan mempengaruhi hasil (Carpenito- Moyet, 2013) Ketidakberdayaan dapat menurunkan rasa percaya diri, sehingga berdampak negatif terhadap kualitas hidup seperti perubahan pola tidur, perasan cemas, dan depresi. Penurunan kualitas hidup mempengaruhi keadaan psikologis, gangguan dalam berpikir, serta gangguan dalam hubungan sosial.
Masalah bullying dan ketidakberdayaan pada penelitian ini menunjukkan hubungan yang significant. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Wiyani (2012) bullying akan menimbulkan dampak di mana korban akan merasa tidak nyaman, takut, rendah diri, serta tidak berharga. Penyesuaian sosial yang buruk, menarik diri dari pergaulan, prestasi akademik yang menurun, merasa tidak berdaya, dan putus asa bahkan keinginan untuk bunuh diri.
Dampak dari ketidakpercayaan remaja bahwa dunia tidak aman, remja gagal membantuk jati diri yang kokoh, mereka justru membentuk. Sebuah konsep ketidakberdayaan Misalnya, menghindari atau melarikan diri dari masalah, baik itu masalah besar atau kecil, karena merasa tidak berdaya menghadapi kondisi tersebut.
Peranaan Orang Dilingkungan
Peranan penting tenaga kesehatan, guru dan keluarga untuk mengurangi kemungkinan atau Pencegahan agar tidak menjadi sasaran tindakan bulbing Pertama, bantulah remaja menumbuhkan self-esteem (harga diri) yang baik Remaja ber- self-esteem baik akan bersikap dan berfikir positif, menghargai dirinya sendiri, menghargai orang lain, percaya diri, optimis dan berani mengatakan haknya Kedua mempunyai banyak teman Bergabung dengan grup berkegiatan positif atau berteman dengan siswa yang sendirian. Ketiga, kembangkan keterampilan sosial untuk menghadapi bullying, baik sebagai sasaran atau sebagai saksi, dan bagaimana mencari bantuan jika mendapat perlakuan bullying.
Solusi Mengurangi Ketidakberdayaan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketidakberdayaan terhadap remaja korban bullying ialah mencoba menghilangkan pikiran pikiran negatif dengan cara yang pertama, yaitu meningkatkan harga diri, tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkaji aspek positif apa yang dimilikinya, beri pujian yang realistis, dan hindarkan memberi penilaian yang negatif, kedua dengan cara menentukan tujuan realistis yang dapat dicapai dapat menerima diri, mempercayai diri sendiri dan orang lain bahwa ia membutuhkan bantuan orang lain, serta meningkatkan motivasi hidup.
Brikut lampiran PDF Penelitian terkait:
JURNAL ARTIKEL YUSBAR(1906101010029)
Sumber:
Alex, Sobur. (2010). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Jatmika, Sidik. 2010. Genk Remaja, Anak Haram Sejarah ataukah Korban Globalisasi?.Yogyakarta : Kanisius.
Februari , P & Darliana, D.2017.Perasaan Ketidakberdayaan Dengan Kualitas Hidup Pasien Ulkus.. Tersedia pada :http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/arti cle/viewFile/8707/7029. 8(1) : 52-57. Diperoleh 06 Februari 2019.
Wang, C. (2011). A Longitudinal Investigation of Peer Victimization, Self-Esteem, Depression, and Anxiety among Adolescents: A Test of Cognitive Diathesis-Stress Theory, Disertation University of Nebraska.
Penulis : Yusbar
Dosen pengampu : Dr. Ruslan, S.pd., M.Pd
Nim,1906101010029
Mahasiswa Prodi. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas KIP, Universitas Syiah Kuala.
Email: yusbar27373@gmail.com
Editor: Redaksi gubris.com