Foto: Kegiatan pelatihan menulis FMSAP bersama Fahzian Aldevan/Redaksi gubris.com
GUBRIS.COM, BANDA ACEH – Forum Menulis Sekolah Alam Panteu (FMSAP) kembali mengadakan pelatihan menulis pada pertemuan ke-4 yang berlangsung di Banda Aceh dan melalui virtual via Google Meet pada Kamis sore, (01/07/21)
Forum menulis yang diikuti oleh puluhan anak muda Aceh dan bebera pemuda yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia pada pertemuan kali ini mengangkat tema “Teknik Fotografi Jurnalistik Bagi Pemula” yang dilatih langsung oleh Fahzian Aldevan yang merupakan redaktur kureta.id dan juga Pewarta Foto Indonesia Aceh
Direktur FMSAP, Ikhsan Drp dalam sambutan singkatnya mengatakan bahwa teknik fotografi jurnalistik sangat penting untuk dipelajari bagi seorang penulis apalagi bagi seorang jurnalis. Menurutnya hal ini perlu dipelajari agar gambar yang diambil bisa mewakili dan menggambarkan kejadian yang sedang berlangsung pada saat itu
“Materi ini sangat cocok teman-teman FMSAP pelajari dari bang Fahzi, karena beliau sangat berkompeten dibidang ini dengan torehan prestasi yang sudah banyak beliau peroleh selama ini” sebut Ikhsan
Setelah pembacaan Curiculum Vitae pemateri oleh Putra Phoenna selaku moderator, Fahzian Aldevan melangsungkan pemberian materinya dengan khitmat dan diikuti antusias oleh peserta
Dalam pemamparan materinya yang berlangsung di Sekolah Alam Panteu dan via Google Meet ini, Fahzian juga menyampaikan pengalamannya awal mula kenapa tertarik ke dunia jurnalistik dan fotografi
“Awal mula saya tertarik kedunia jurnalistik dan fotografi itu dimulai pada masa saya aktif berorganisasi selama kuliah dulu, saya sering aktif di bidang humas pada kegiatan organisasi sehingga bisa mengasah keterampilan menulis dan fotografi saya saat itu, hingga selanjutnya saya menjadi wartawan di beberapa media” jelasnya
Dalam penjelasannya Fahzi mengatakan terdapat jenis-jenis fotografi umum yang harus diketahui yaitu, portrait, beauty, shot, nature photography, still life photography dan fotografi jurnalistik
“Pada dasarnya, foto dan tulisan (caption) memiliki peran yang sama-sama penting, keduanya saling melengkapi satu dengan yang lainnya” katanya
Fahzi juga mengatakan bahwa fotografi jurnalistik yang baik harus memenuhi dasar 5W+1H sama juga dengan tulisan berita. Jadi pembaca bisa mengetahui isi kejadian dalam foto tersebut tanpa lagi perlu membaca tulisan penjelasnya
Lebih lanjut Fahzi mejelaskan bahwa pada fotografi jurnalistik dikenal dengan kamera yang memiliki beberapa fitur seperti; Exposure (pencahayaan), mode, aperture/bukaan diafragma (kedalaman), shutter speed, segitiga exposure ( Program Shift, Aporture Priority, Shutter Priority), teknik pengambilan gambar(statis dan dinamis), rule of thirds yang kesemua itu harus didalami agar menghasilkan foto yang baik dan bagus
Pada sesi tanya jawab Khairudin selaku koordinator pelatihan dan juga peserta menyakan kepada Fahzian terkait bagaimanakah perbedaan antara foto biasa dengan foto jurnalistik dalam penayangan sebuah berita
Fahzian mengatakan bahwa pembeda foto biasa dengan jurnalistik bergantung pada caption/teksnya, jika foto dan caption berkesesuaian dengan memenuhi unsur 5w+1h maka foto itu sudah sah secara jurnalistik foto.
“Namun juga perlu diperhatikan etika jurnalistik dalam publikasi foto, banyak sekarang kita lihat foto yang disebarluaskan tanpa seizin atau atau tanpa diburamkan foto terkait tindakan amoral atau kriminal yang mana akan berdampak ke psikis pelaku ataupun keluarga pelaku untuk jangka panjang” jelas Fahzian lebih lanjut
Diakhir materi Fahzian juga berpesan bahwa Jurnalis sekarang itu dituntut harus serba bisa, tidak hanya menulis atau fotografi tetapi juga diwajibkan menguasai bidang editorial, videografi dan lain sebagainya untuk mengimbangi perkembangan zaman yang berkembang sangat pesat ini.
Redaksi gubris.com