Foto: M. Atar, Ketua Umum BADKO HMI Aceh/Ist.
GUBRIS.COM – Rahmat Aulia anak 11 tahun harus mengendarai becak selama 6 jam lamanya untuk menempuh 115 kilometer menuju Rumah sakit Cut Mutia Aceh Utara setiap 10 hari sekali untuk membawa sang ayah kerumah sakit.
Bocah kelas 6 SD ini harus bertarung sangat keras, bahkan mempertaruhkan nyawa disetiap jalan lintas provinsi Aceh-Sumut. Anak seusia Rahmat ini seharusnya menempuh pendidikan dengan tenang disekolah, namun harus berjuang membawa ayahnya berobat, sebagai anak-anak beban yang diterima Rahmat tak sepantasnya dibebankan kepada anak seusia dia.
Panas hujan badai pasti sudah Rahmat lalui dari hari harinya untuk membawa sang ayah berobat kerumah sakit, apakah kita hanya diam, saat ada anak belia merasakan kerasnya dunia ? Jaminan Kesehatan Aceh kemana?
Hadirnya kasus ini menyadarkan kita semua, ada celah celah error dan dapat diperhatikan saat dana JKA yang begitu besar tidak dapat dimanfaatkan oleh Rahmat salah satunya. Apakah terus seperti ini, sahabat, teman, saudara dan pemerintah?
Semua orang berpotensi seperti Rahmat dan ayahnya dikemudian hari jika hal hal seperti ini tak bisa ditangani oleh pak PJ Gubernur khususnya yang pernah menyatakan, saya sedih melihat kondisi Aceh saat ini, yang masih menjadi daerah termiskin.
Jika pelayanan kesehatan seperti JKA tidak hadir bahkan tidak berkeadilan maka, memotong rantai kesejahteraan dan kemiskinan adalah omong kosong.
Kejadian ini merupakan tamparan keras terhadap segala elemen yang membaca tulisan penulis, fenomena gunung es akan selalu menjadi bayang bayang mengerikan bagi siapa saja dan dimana saja di provinsi Aceh jika PJ Gubernur tidak mengambil tindakan secara tegas.
Setetes keringat Rahmat adalah dosa PJ Gubernur dan kita semua yang membaca, jangan biarkan ada Rahmat Rahmat lain yang muncul akibat kelalaian pemimpin kita.
Penulis: Muhammad Atar, Ketua Umum BADKO HMI Aceh.
Editor: Redaksi gubris.com