Foto: Putri yang menyajikan kepala pria yang dicintai/https://pin.it/1QH2JO4So/Ist.
Cinta itu cahaya putih emosi, tanpa perumpamaan dan contoh, karena cinta memuat banyak rasa, seperti malas, bingung dan tersenyum di depan cermin. Terkadang cinta dinyalakan oleh mata dan kepala cerdas di bawah rambut.
Kita sepakat, jika cinta itu hebat. Tetapi cinta tidak bisa diukur dan dipetakan. Cinta juga dapat mengubah aliran sejarah, menenangkan monster, mengubah laki-laki tangguh jadi lembek dan mengoyak hati yang teduh.
Terkadang, cinta sering digunakan dengan ceroboh, hingga ia kehilangan makna dan arah. Cinta telah dijadikan motif kejahatan yang dimaklumi secara universal.
Di sejumlah negara Eropa, membunuh hal yang dapat dimaklumi jika kejahatan itu bermotif hasrat.
Artinya, cinta dapat membunuh dan mampu menghidupkan yang mati. Cinta adalah kekuatan positif yang mulia, bahkan cinta selalu dihadapkan pada pilihan. Karena hanya cinta yang mampu menyembuhkan gila.
Bagaimana kalau ternyata perempuan yang dicintai adalah pilihan yang salah, telat sadar dan terlambat menemukan dengan yang benar.
Seorang perempuan bernama Rani, perempuan yang tersandra oleh cinta. Rani bergumam, bagaimana kalau bertemu cinta sejati justru setelah pernikahan? Bukankah cinta itu abstrak?
Prinsipnya, cinta dapat terbagi dua, menunggu dan merindu.
Karena cinta mampu mengurai rasa, serta mengusai tubuh.
Pada dasarnya, dunia percintaan bukan hal tabu, karena peradaban manusia dimulai oleh cinta, terpisah lalu bersemi kembali, seperti Adam dan Hawa.
Cinta tidak hanya berbicara antara kedua kekasih, tetapi cinta juga jalan Iman. Kareen Amstrong dalam buku History of God mengatakan, pertanyaan tentang Tuhan juga disebut cinta.
Dalam kutipan lain Karl Jasper mengatakan, agak ragu untuk percaya pada Tuhan. Menurutnya, Tuhan kepercayaan adalah Tuhan yang jauh. Manusia tidak mampu melihat-Nya, tersembunyi dan tidak bisa diperlihatkan.
Sikap Jaspers terhadap Tuhan harus diakui karena tidak jelas dan kelihatan inkonsisten, tetapi ia cinta terhadap Tuhan. Mungkin karena sebagai filsuf Der Schwebende Philosoph ia lebih senang melayang-layang dalam penderitaan cinta yang otentik.
Uniknya definisi cinta tidak pernah hadir secara harfiah, apa dan bagaimana cinta itu hadir.
Dikatakan John Caputo cinta juga iman. Iman selalu menjadi rumah bagi ketiadaan iman. Iman dan ketiadaan iman menjadi saudara dan tumbuh bersamaan.
Mirip seperti sepasang kekasih yang menjalani hubungan jarak jauh long distance relationship, menjalin hubungan cinta tanpa pernah bertemu.
Bagi Rumi, cinta lepas dari segala keuntungan dan jauh dari egois. Cinta adalah penentu kebebasan ekspresi manusia. Ia memberikan ruang luas bagi manusia untuk mengungkapkan rasa cintanya, bahkan kepada Tuhan sekalipun.
Azazil dikutuk oleh Tuhan, lalu kisahnya termaktub sepanjang masa dalam beberapa Kitab Suci Samawi. Firaun juga dikutuk oleh Tuhan, lalu kisahnya terpampang dalam Kitab Suci dan Mumifikasi.
Sodom and Gomora pun dikutuk oleh Tuhan, kisahnya disaksikan bisu oleh Dead Sea di Jordan. Pompeii juga dikutuk oleh Tuhan, lalu kisahnya disaksikan bisu oleh Mount Vesuvius Italy. Semua karena cinta, dipuja, dikutuk dan di elus.
Majnun gila disebabkan oleh Layla, karena Layla merupakan perempuan yang ia cintai pertama dan terakhir. Bahkan tanpa seorang pun yang mampu mendekati dan berbicara dengannya, terkecuali menyebut nama Layla.
Ach Dhofir Zuhr mengatakan “Jangan terlalu ilmiah dan akademis dalam mencintai, sebab tidak seorang ilmuwan pun yang terlihat gagah di hadapan cinta”.
Karena cinta lebih panjang dari nafas dan lebih purba dari mahkluk. Sebab cinta datang bagi yang mengistimewakan kenangan.
Penulis: Agung Z, Bangsawan Cinta.