Home / Sastra

Senin, 24 Mei 2021 - 23:55 WIB

Bencilah Aku

Foto oleh: Breaking Reza

***

Terbenam asa di dalam kalbu

Tersurut arus semangat di belakang jauh

Terus bersama kehampaan dirimu

Menggenggam cahaya yang telah berlalu

 

Engkau padanya

Berulang kali mencoba

Menghidupkan harapan yang tak berkepastian

Redup cahaya seakan…

Seakan membunuh jiwa

 

Tersesat dalam kabut

Melepas diri dari belenggu

Kau terjebak di antara rasa kecewa yang membara

Membara membakar hati wanita itu

 

Berjalanlah jika kau mampu

Berlarilah jika kau sanggup

Air mata yang telah menitik di wajahnya

Adalah bukti dari rasa sakit yang telah terukir

 

Hari-hari damai kau mencari

Jauh di lubuk hati kau menyimpan sebuah nama

Nama yang kini telah membencimu

Nama yang kini telah remuk

Baca Juga  50 Hari Setelah Pelantikan, Kinerja DEMA UIN Ar-Raniry Stagnan Tanpa Progres

 

Berulang kali kau berusaha

Memaksa hati untuk menyatu

Menyatukan dua rasa yang berbeda haluan

Kau terus mengukir namanya

Kau terus melukis wajah syahdunya

Tapi tak pernah mengerti perasaan yang tersembunyi di balik itu

Dia menjerit ingin menghapus jejakmu

 

Saat yang kau lihat hanya berakhir buntu

Yang kau dengar hanya jeritan hati

Yang kau rasa adalah amukan kekecewaan

Hancur dalam kepingan

Ketahuilah wanita itu berada di bawah balutan emosi senja

 

Yang dia pilih adalah hidup

Hidup dalam aliran nadi yang bergejolak

Bernapas hanya untuk membencimu

Berjalan hanya untuk melampiaskan segala bentuk bara api

 

Dan kau,

Kau memilih hidup

Sambil membencinya dalam rasa cintamu yang tak berujung

Baca Juga  Pakarmaru USK 2022 Resmi Ditutup

Masih senantiasa menanti

Menanti dia untuk mengukir namamu di sebuah buku hariannya

 

Dan kau berkata…

“Apa kau suka aku terus mengejar cintamu di saat kau terus berlalu dari garis pijakanku?”

Kau seolah membakar dedaunan yang telah mengering

“Tapi… tapi aku masih akan terus menelusuri sebuah ruang di dalam sanubarimu.”

***

Hingga di ujung hari kau akan menyadari

Senyuman syahdunya semakin redup ditelan cahaya kegelapan.

Dan…

Dan kenapa kau masih bersikukuh seperti itu?

Apakah ini jejak cinta yang ingin kau baitkan dalam puisi amukan senja?

 

Aku hanya melihatmu merenungi kehidupan

Yang kau sendiri sama sekali tak memahami ke mana arah alur perjalanannya

***

-Breaking Reza

Share :

Baca Juga

Sastra

Rentang Waktu

Sastra

Seharusnya Aku Padamu

Sastra

Tentang Awan

Sastra

FOBIA

Sastra

Memilikimu

Sastra

Khitah Ber-HMI

Sastra

Dosa Terindah

Opini

“Jatuh Cinta Berkali-kali”