Home / Sejarah

Rabu, 12 Mei 2021 - 23:07 WIB

Antara Sholawat Dodaidi dan Hikayat Prang Sabi.

Foto : Rahmat Hidayatdi.

Aceh merupakan satu wilayah yang sulit di taklukkan dan diketahui mempunyai semangat juang yang tinggi. Hal itu menurut penulis sangat  di pengaruhi oleh peran ulama dalam sholawat dodaidi dan juga hikayat Prang Sabi. Di saat masih kecil pemuda Aceh sudah mendengar sholawat semangat perjuangan, yang di lantunkan oleh ibunda dengan kalimat.

Allahai do doda idang
Seulayang blang ka putoh taloe,
Beurijang rayek muda seudang
Tajak bantu prang tabila nanggroe.

Wahe aneuk bek taduek le
Beudoh sare tabila bansa,
Bek tatakot keu darah ile
Adak pih mate poma ka rela.

Dimana di kalimat ini menceritakan  tentang seorang Ibu mengharapkan anaknya cepat besar karena perang sedang dimulai dan bisa ikut memperjuangkan negerinya.

Seorang Ibu siap merelakan anaknya walaupun syahid dalam perjuangan. Begitu besarnya dukungan seorang Ibu terhadap perjuangan anaknya. Dan ketika anaknya beranjak dewasa  juga turut di bacakan hikayat Prang Sabi untuk menambah nilai semangat perjuangan rakyat Aceh dengan teks.

Tajak prang musoh beuruntoh dum sitrei nabi,
Nyang meu eungki keu Rabbi keu Po yang esa.
Musoe hantem prang syit malang ceulaka tuboh rugoe roh,
Syuruga tan roh reugoe roh balah neuraka.

Di sini menceritakan bahwa dalam pejuangan membela Agama itu tidak sia-sia balasannya surga dan kalau tidak mau ikut dalam perjuangan maka hidup kita sia-sia dan balasannya neraka.
Dengan dua syair itu membuat rakyat Aceh sulit untuk di taklukkan dan selalu menjadi para pejuang yang tangguh di medan tempur.

Harapan penulis syair itu selalu berkumandang di bumi Serambi Mekah agar sejarah pejuangan Aceh tidak pernah pudar dengan perkembangan masa dan dengan ini selalu mengingatkan kepada rakyat Aceh akan perjuangan dan ketangguhan masyarakat Aceh dan dapat menginspirasi pemuda Aceh dalam setiap perjuangannya.

Share :

Baca Juga

Sejarah

Kisah Teuku Umar Menurut Pandangan Filsafat Etika dan Empirisme

Sejarah

Menelisik Sejarah Aceh Dalam Membangun Bilateral